Kamis, 29 Maret 2018

KABUPATEN ROKAN HULU

Kabupaten Rokan Hulu

Kabupaten Rokan Hulu
كابوڤاتين روكن هولو
Lambang Kabupaten Rokan Hulu
كابوڤاتين روكن هولو

Lokasi Riau Kabupaten Rokan Hulu.svg
Peta lokasi Kabupaten Rokan Hulu
كابوڤاتين روكن هولو di Riau
Koordinat: 00°25'20-010°25'41 LU
1000°02'56-1000°56'59 BT
ProvinsiRiau
Ibu kotaPasir Pengaraian
Pemerintahan
 - DAURp. 528.854.782.000.-(2013)[1]
Luas7.449.85 km²
Populasi
 - Total568,576 jiwa (2014)
 - Kepadatan76 jiwa per Km
Demografi
Pembagian administratif
 - Kecamatan16
Simbol khas daerah
Situs webwww.rokanhulukab.go.id
Kabupaten Rokan Hulu adalah salah satu kabupaten di Provinsi RiauIndonesia, yang dijuluki dengan Negeri Seribu Suluk. Ibu kota Rokan Hulu adalah Pasir Pengaraian.

Keadaan geografis[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Rokan Hulu memiliki wilayah yang terdiri dari 85% daratan dan 15% daerah perairan dan rawa. Secara geografis daerah ini berbatas dengan wilayah sebagai berikut:
Utarakabupaten Padang Lawas Utara dan kabupaten Labuhanbatu
Selatankabupaten Kampar
Baratkabupaten Pasaman dan kabupaten Pasaman Barat
Timurkabupaten Bengkalis dan kabupaten Rokan Hilir
Di kabupaten Rokan Hulu terdapat beberapa sungai, 2 diantaranya adalah sungai yang cukup besar yaitu Sungai Rokan Kanan dan Sungai Rokan Kiri. Selain sungai besar tersebut, terdapat juga sungai-sungai kecil antara lain Sungai Tapung, Sungai Dantau, Sungai Ngaso, Sungai Batang Lubuh, Sungai Batang Sosa, Sungai Batang Kumu, Sungai Duo (Langkut), dan lain-lain.

Penduduk

Jumlah penduduk kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2014 adalah 568.576 jiwa.[2] Mayoritas penduduk asli kabupaten Rokan Hulu adalah termasuk salah satu bagian dari Rumpun Minangkabau. Menurut sejarahnya, dahulu daerah Rokan Hulu disebut Rantau Rokan atau Luhak Rokan Hulu karena merupakan daerah perantauan orang-orang Minangkabau pada masa lalu (Rantau nan Tigo Jurai). 

Pada masa itu diistilahkan sebagai ‘Rantau Nan Tigo Kabuang Aie’ yakni Rantau Timur Minangkabau di sekitar Kampar dan Kuantan sekarang. Daerah-daerah tersebut meliputi daerah alur sungai menuju hilir dari sungai-sungai besar yang mengalir ke Pesisir Timur. Diantaranya adalah Sungai Rokan, Kampar dan Inderagiri (Kuantan), yang kini kesemuanya masuk di dalam Provinsi Riau. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Rokan Hulu menggunakan adat istiadat dan bahasa Melayu.
Gapura PEMDA KAB.ROKAN HULU

Utamanya mirip dengan daerah Rao dan Pasaman di Provinsi Sumatera Barat dengan Persukuan, Molayu/Melayu, Kandang Kopuah, Bonuo, Ampu, Pungkuik, Moniliang/MandahiliangKutiCaniagoPiliangDomoPotopang/Petopang, Maih, Soborang, Anak Rajo-rajo, Non Soatuih, Non Limo Puluh, Molayu Tigo Induk, Molayu Panjang, Molayu Tongah, Ompek Induk, Molayu Bosa, Bono Ampu, Molayu Ompek Induk, Molayu Pokomo, Piliang Kecil, Domo Kecil, Molayu Kecil, Molayu Bawah, Molayu Bukik, Aliantan, Suku Tengku Panglimo Bosa, Suku Maharajo Rokan, Suku Tengku Bosa, Suku Maharajo, dan Bendang.

Tugu Ratik Togak

Di sekitar daerah perbatasan bagian Timur dan Tenggara, bermukim pula sedikit Suku Melayu yang memiliki adat istiadat dan bahasa daerah mirip dengan tetangganya di Rokan Hilir dan Bengkalis.
Namun di sekitar Rokan Hulu sebelah Utara dan Barat Daya, ditemukan penduduk asli yang memiliki kedekatan sejarah dengan etnis Rumpun Batak di daerah Padang Lawas di Provinsi Sumatera Utara. Mereka telah mengalami proses Melayunisasi sejak berabad yang lampau, dan tidak banyak meninggalkan jejak sejarah untuk ditelusuri. Mereka umumnya mengaku sebagai orang Melayu.

KOMPLEK BINA PRAJA PEMDA KAB.ROKAN HULU
Selain itu juga banyak penduduk bersuku Jawa yang datang lewat program transmigrasi nasional sejak masa kemerdekaan maupun keturunan para perambah hutan asal Jawa yang masuk pada masa penjajahan lewat Sumatera Timur. Mereka tersebar di seluruh wilayah Rokan Hulu, terutama di sentra-sentra lokasi transmigrasi dan juga di areal perkebunan sebagai yang dahulunya sebagai tenaga buruh. Juga banyak bermukim para pendatang asal Sumatera Utara bersuku Batak yang umumnya bekerja di sektor jasa informal dan perkebunan. Di daerah-daerah perniagaan ditemukan banyak penduduk pendatang bersuku Minangkabau asal Sumatera Barat yang umumnya bekerja sebagai pedagang. Selain itu juga didapati berbagai etnis Indonesia lainnya yang masuk kemudian sebagai pendatang. Pada umumnya mereka bekerja sebagai buruh pada sektor perkebunan.

Air Terjun Aek Martua


Tempat wisata

  1. Masjid Agung Nasional Madani Islamic Centre
  2. Air Panas Pawan
  3. Air Panas Hapanasan
  4. Air Terjun Aek Martua
  5. Goa huta Sikafir
  6. Rumah Batu Serombou
  7. Danau Cipogas
  8. Benteng Tujuh Lapis
  9. Istana Rokan
  10. Bukit Suligi
  11. Bukit Senyum
  12. Bendungan SKPA

Pahlawan Nasional dari Rokan Hulu

Tuanku Tambusai adalah salah seorang tokoh pejuang dari Rokan Hulu dalam Perang Paderi di awal abad ke XIX. Pada masa itu daerah Rokan Hulu masih bagian integral dari wilayah Minangkabau di bawah kekuasaan Kerajaan Pagaruyung. Setelah jatuhnya Benteng Bonjol dan penangkapan terhadap Tuanku Imam Bonjol pada tahun 1837, maka perjuangan kaum Paderi dilanjutkan oleh Tuanku Tambusai. Tuanku Tambusai sebagai panglima terakhir yang masih tersisa bersama sisa laskar Paderi bertahan di benteng terakhir kaum Paderi di daerah Dalu-DaluRokan Hulu. Benteng ini pun akhirnya jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1838 setelah digempur selama hampir 1 tahun. Dengan jatuhnya benteng tersebut, berakhirlah era Perang Paderi di seluruh wilayah adat Minangkabau.

Bandar udara

Administrasi

Kecamatan di Rokan Hulu

Peninggalan bersejarah di Rokan Hulu

  1. Benteng tujuh lapis Dalu-dalu
  2. Makam Raja-Raja Rambah
  3. Istana Rokan

Pemekaran daerah

Usul tentang pembentukan kabupaten Rokan Darussalam pemekaran dari kabupaten Rokan Hulu belum layak dimekarkan karena syarat-syaratnya yang ditentukan dalam undang undang belum terpenuhi.[3]

Referensi

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses tanggal 2013-02-15.
  2. ^ ".:: Kabupaten Rokan Hulu ::."rokanhulukab.go.id . Diakses tanggal 20 Desember 2015.
  3. ^ DPR Simpulkan Rodas Belum Layak Dimekarkan